Halaman

Rabu, 08 Februari 2012

UPAYA PENANGGULANGAN PENCEMARAN LINGKUNGAN

Upaya Penanggulangan Pencemaran Lingkungan
Berbagai upaya telah dilakukan, baik oleh pemerintah maupun masyarakat untuk menanggulangi pencemaran lingkungan, antara lain melalui penyuluhan dan penataan lingkungan. Namun, usaha tersebut tidak akan berhasil jika tidak ada dukungan dan kepedulian masyarakat terhadap lingkungan.

Untuk membuktikan kepedulian kita terhadap lingkungan, kita perlu bertindak. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menanggulangi pencemaran lingkungan, diantaranya sebagai berikut:

1. Membuang sampah pada tempatnya
Membuang sampah ke sungai atau selokan akan meyebabkan aliran airnya terhambat. Akibatnya, samapah akan menumpuk dan membusuk. Sampah yang membusuk selain menimbulkan bau tidak sedap juga akan menjadi tempat berkembang biak berbagai jenis penyakit. Selain itu, bisa meyebabkan banjir pada musim hujan.

Salah satu cara untuk menanggulangi sampah terutama sampah rumah tangga adalah dengan memanfaatkannya menjadi pupuk kompos. Sampah-sampah tersebut dipisahkan antara sampah organik dan anorganik.

Selanjutnya, sampah organik ditimbun di dalam tanah sehingga menjadi kompos. Adapun sampah anorganik seperti plastik dan kaleng bekas dapat di daur ulang menjadi alat rumah tangga dan barang-barang lainnya.

2. Penanggulangan limbah industri
Limbah dari industri terutama yang mengandung bahan-bahan kimia, sebelum dibuang harus diolah terlebih dahulu. Hal tersebut akan mengurangi bahan pencemar di perairan. Denan demikian, bahan dari limbah pencemar yang mengandung bahan-bahan yang bersifat racun dapat dihilangkan sehingga tidak mengganggu ekosistem.

Menempatkan pabrik atau kawasan industri di daerah yang jauh dari keramaian penduduk. Hal ini dilakukan untuk menghindari pengaruh buruk dari limbah pabrik dan asap pabrik terhadap kehidupan masyarakat.

3. Penanggulangan pencemaran udara
Pencemaran udara akibat sisa dari pembakaran kendaraan bermotor dan asap pabrik, dapat dicegah dan ditanggulangi dengan mengurangi pemakaian bahan bakar minyak. Perlu dipikirkan sumber pengganti alternatif bahan bakar yang ramah lingkungan, seperti kendaraan berenergi listrik. Selain itu, dilakukan usaha untuk mendata dan membatasi jumlah kendaraan bermotor yang layak beroperasi. Terutama pengontrolan dan pemeriksaan terhadap asap buangan dan knalpot kendaraan bermotor.

4. Diadakan penghijauan di kota-kota besar
Tumbuhan mampu menyerap CO2 di udara untuk fotosintesis. Adanya jalur hijau akan mengurangi kadar CO2 di udara yang berasal dari asap kendaraan bermotor atau asap pabrik. Dengan demikian, tumbuhan hijau bisa mengurangi pencemaran udara. Selain itu, tumbuhan hijau melepaskan O2 ke atmosfer.

5. Penggunaan pupuk dan obat pembasmi hama tanaman yang sesuai
Pemberian pupuk pada tanaman dapat meningkatkan hasil pertanian. Namun, di sisi lain dapat menimbulkan pencemaran jika pupuk tersebut masuk ke perairan. Eutrofikai merupakan salah satu dampak negatif yang ditimbulkan oleh pupuk buatan yang masuk ke perairan.

Begitu juga dengan penggunaan obat anti hama tanaman. Jika penggunaannya melebihi dosis yang ditetapkan akan menimbulkan pencemaran. Selain dapat mencemari lingkungan juga dapat meyebabkan musnahnya organisme tertentu yang dibutuhkan, seperti bakteri pengurai atau serangga yang membantu penyerbukan tanaman.

Pemberantasan hama secara biologis merupakan salah satu alternatif yang dapat mengurangi pencemaran dan kerusakan ekosistem pertanian.

6. Pengurangan pemakaian CFC
Untuk menghilangkan kadar CFC di atmosfer diperlukan waktu sekitar seratus tahun salah satu cara penanggulangannya yaitu dengan mengurangi penggunaan CFC yang tidak perlu oleh manusia. Mengurangi penggunaan penggunaan CFC dapat mencegah rusaknya lapisan ozon di atmosfer sehingga dapat mengurangi pemanasan global.

Dewasa ini, tingkah laku manusia dengan sikap semena-mena terhadap lingkungan sudah sampai pada tingkat yang mengkhawatirkan. Selain mengeksploitasi alam secara serakah, manusia juga telah meracuni alam ini dengan berbagai jenis sampahnya.

TUMBUHAN DAN HEWAN

Awalnya Aristoteles membagi semua benda hidup antara tanaman, yang umumnya tidak bergerak cukup cepat bagi manusia untuk dapat melihatnya, dan hewan. Dalam sistem Linnaeus menjadi dua kerajaan Vegetabilia (kemudian Plantae) dan Animalia. Sejak saat itu, jelas bahwa Plantae sebagaimana definisi awalnya mencakup beberapa kelompok yang tidak terkait, dan beberapa kelompok jamur dan ganggang yang tidak terkait dipindahkan untuk mengisi kerajaan baru. Namun, mereka masih sering dianggap tanaman dalam banyak konteks. Kehidupan bakteri kadang-kadang termasuk dalam flora,[66][67] dan beberapa klasifikasi menggunakan istilah flora bakteri yang terpisah dari flora tanaman.
Salah satu cara untuk mengklasifikasikan tanaman adalah berdasarkan daerah yang (tergantung tujuan penelitian) juga dapat mencakup fosil tumbuhan, atau sisa-sisa kehidupan tanaman dari era sebelumnya. Orang-orang di banyak wilayah dan negara bangga dalam susunan karakteristik tanaman masing-masing, yang bisa sangat bervariasi di seluruh dunia akibat perbedaan iklim dan medan.
Tumbuhan regional umumnya dibagi ke dalam kategori seperti flora asli dan flora pertanian dan taman, dan yang disebutkan terakhir adalah yang sengaja ditanam dan dibudidayakan. Beberapa jenis "flora asli" sebenarnya telah diperkenalkan berabad-abad lalu oleh orang-orang yang bermigrasi dari satu wilayah atau benua ke benua lain dan menjadi bagian integral atau alami dari flora asli. Ini adalah contoh bagaimana interaksi manusia dengan alam dapat mengaburkan batas apa yang dianggap sebagai bagian dari alam.
Kategori gulma sebelumnya juga digunakan untuk tanaman. Meskipun istilah tersebut tidak disukai oleh ahli botani, penggunaan informal kata "gulma" untuk menggambarkan tanaman yang dianggap layak dimusnahkan adalah gambaran dari kecenderungan umum orang dan masyarakat untuk berusaha mengubah atau membentuk arah alam. Demikian pula, hewan sering dikategorikan sebagai hewan rumah tangga, hewan ternak, hewan liar, hama, dll sesuai dengan hubungan mereka dengan kehidupan manusia.
Hewan sebagai kategori memiliki beberapa karakteristik yang umumnya membedakan mereka dari makhluk hidup lainnya. Hewan bersifat eukariotik dan biasanya multiseluler yang membedakan mereka dari bakteri, archaea dan protista. Mereka bersifat heterotrof dan umumnya mencerna makanan dalam ruang internal, yang membedakan mereka dari tanaman dan ganggang. Mereka juga dibedakan dari tumbuhan, alga, dan jamur dengan kurangnya dinding-dinding sel.
Dengan beberapa pengecualian, terutama spons (filum Porifera), hewan memiliki tubuh yang dibedakan menjadi jaringan-jaringan terpisah. Ini termasuk otot, yang mampu berkontraksi dan mengontrol gerak, dan sistem saraf, yang mengirim dan memproses sinyal. Biasanya ada juga sebuah ruang pencernaan internal. Sel-sel eukariotik yang dimiliki oleh semua hewan dikelilingi oleh matriks ekstraselular khas yang terdiri dari kolagen dan glikoprotein elastis. Hal ini mungkin terklasifikasi untuk membentuk struktur seperti kerang, tulang, dan spikula, sebuah kerangka yang mana sel-sel dapat bergerak dan tertata kembali selama pengembangan dan pematangan, dan yang mendukung anatomi kompleks yang diperlukan untuk mobilitas.

KEHIDUPAN

Meskipun tidak ada kesepakatan untuk definisi kehidupan, para ilmuwan umumnya menerima bahwa ciri kehidupan adalah organisasi, metabolisme, pertumbuhan, adaptasi, respon terhadap rangsangan dan reproduksi.[45] Hidup juga dapat dikatakan sebagai sekadar karakteristik organisme.
Sifat umum bagi organisme terestrial (tumbuhan, hewan, jamur, protista, archaea dan bakteri) adalah bahwa mereka terdiri dari sel, berbasis karbon dan air dengan organisasi yang kompleks, memiliki metabolisme, kapasitas untuk tumbuh, menanggapi rangsangan, dan bereproduksi. Suatu entitas dengan sifat ini umumnya dianggap hidup. Namun, tidak semua definisi kehidupan menganggap semua sifat ini penting. Analog kehidupan buatan manusia juga dapat dianggap memiliki kehidupan.
Biosfer adalah bagian terluar Bumi - termasuk tanah, batuan permukaan, air, udara dan atmosfer - yang di dalamnya ada kehidupan. Dari sudut pandang terluas geofisik, biosfer adalah sistem ekologis global yang mengintegrasikan semua makhluk hidup dan hubungan mereka, termasuk interaksi mereka dengan unsur litosfer (batuan), hidrosfer (air), dan atmosfer (udara). Saat ini seluruh bumi terdapat lebih dari 75 miliar ton (150 triliun pon atau sekitar 6,8 x 1013 kg) biomassa.[46][47]
Lebih dari sembilan-per-sepuluh dari total biomassa di Bumi adalah tanaman (kehidupan hewan sangat tergantung kepadanya).[48] Lebih dari 2 juta spesies tumbuhan dan hewan telah diidentifikasi sampai saat ini,[49] dan perkiraan jumlah aktual spesies yang ada berkisar dari beberapa juta sampai lebih dari 50 juta.[50][51][52] Jumlah spesies hidup terus berada dalam beberapa aliran, dengan spesies baru bermunculan dan yang lainnya punah secara terus menerus.[53][54] Jumlah total spesies saat ini sedang dalam penurunan yang sangat cepat.

EKOSISTEM

Ekosistem terdiri dari berbagai komponen abiotik dan biotik yang berfungsi dalam cara yang saling berhubungan.[40] Struktur dan komposisinya ditentukan oleh berbagai faktor lingkungan yang saling terkait. Variasi dari faktor-faktor ini akan memulai perubahan dinamis terhadap ekosistem. Beberapa komponen yang lebih penting adalah: tanah, atmosfer, radiasi matahari, air, dan organisme hidup.
Ide yang sentral bagi konsep ekosistem adalah gagasan bahwa organisme hidup berinteraksi dengan setiap elemen lainnya dalam lingkungan lokal mereka. Eugene Odum, penemu konsep ekologi, menyatakan: "Setiap satuan yang mencakup semua organisme (yaitu: " komunitas") di daerah tertentu yang berinteraksi dengan lingkungan fisik sehingga aliran energi mengarah ke struktur trofik yang jelas, keragaman biotik, dan siklus materi (yaitu: pertukaran bahan antara bagian yang hidup dan yang tak hidup) dalam sistem adalah sebuah ekosistem."[41] Dalam ekosistem, spesies-spesies terhubung dan bergantung satu sama lain dalam rantai makanan dan pertukaran energi-materi antara mereka maupun dengan lingkungan mereka.[42] Konsep ekosistem manusia didasarkan pada dekonstruksi dikotomi manusia/alam dan premis bahwa semua spesies secara ekologis terintegrasi satu sama lain, serta dengan konstituen abiotik dari biotop mereka.
Sebuah satuan yang lebih kecil dari ekosistem disebut mikro-ekosistem. Sebagai contoh, mikro-ekosistem bisa berupa batu dan semua kehidupan di bawahnya. Sebuah makro-ekosistem dapat melibatkan seluruh ekoregion dengan cekungan drainasenya.

KOLAM DAN SUNGAI

KolaM

Kolam adalah kumpulan air yang tak mengalir, baik alami atau buatan manusia, yang biasanya lebih kecil dari danau. Berbagai macam kumpulan air buatan manusia diklasifikasikan sebagai kolam, termasuk taman air yang dirancang untuk ornamen estetika, kolam ikan yang dirancang untuk pembibitan ikan komersial, dan kolam surya yang dirancang untuk menyimpan energi panas. Kolam dan danau dibedakan dari aliran air berdasarkan kecepatan arus. Sementara arus di sungai mudah diamati, kolam dan danau memiliki arus mikro tenaga panas dan arus moderat tenaga angin. Fitur-fitur ini membedakan kolam dari fitur medan air lainnya, seperti kolam arus dan kolam pasang surut.

Sungai

Sungai adalah aliran air alami,[36] biasanya air tawar, yang mengalir menuju samudra, danau, laut atau sungai lain. Dalam beberapa kasus, sebuah sungai mengalir ke dalam tanah atau mengering sepenuhnya sebelum mencapai kumpulan air yang lain. Sungai-sungai kecil juga dapat disebut dengan nama lain, termasuk arus, aliran, selokan, anak sungai, dan rill, tidak ada aturan umum yang mendefinisikan apa yang bisa disebut sungai. Banyak nama untuk sungai-sungai kecil yang spesifik untuk lokasi geografis; salah satu contohnya adalah Burn di Skotlandia dan Inggris Timur Laut. Kadang-kadang sungai dikatakan lebih besar dari anak sungai,[37] tapi ini tidak selalu terjadi, karena ketidakjelasan dalam bahasa.[38] Sebuah sungai merupakan bagian dari siklus hidrologi. Air di dalam sungai umumnya terkumpul dari curah hujan melalui limpasan permukaan, air tanah yang mengisi ulang, mata air, dan pelepasan simpanan air yang disimpan dalam es alam dan snowpacks (yaitu, dari gletser).

DANAU

Danau merupakan kumpulan cairan di permukaan Bumi yang terkumpul ke dasar cekungan dan mengalir perlahan-lahan jika memang mengalir. Di daratan, kumpulan air dianggap danau ketika berada di tengah daratan, bukan bagian dari samudera, lebih besar dan lebih dalam dari kolam, dan dialiri oleh sebuah sungai.[34][35] Dunia selain Bumi yang dikenal memiliki danau adalah Titan, bulan terbesar Saturnus, yang memiliki danau etana yang kemungkinan besar bercampur dengan metana. Tidak diketahui apakah danau Titan dialiri oleh sungai, meskipun di permukaan Titan ditemui banyak jalur sungai. Danau alam di Bumi umumnya ditemui di daerah pegunungan, zona retak, dan daerah dengan glasiasi yang sedang berlangsung atau yang baru. Danau lainnya ditemukan di cekungan endorheik atau di sepanjang jalur sungai yang lebih tua. Di beberapa bagian dunia, ada banyak danau karena pola drainase yang kacau selama Zaman Es terakhir. Semua danau bersifat sementara dalam skala waktu geologis karena danau perlahan-lahan akan terisi oleh sedimen atau tertumpah keluar dari cekungan.

SAMUDRA

Samudra (juga dieja samudera) atau lautan (dari bahasa Sanskerta) adalah laut yang luas dan merupakan massa air asin yang sambung-menyambung meliputi permukaan bumi yang dibatasi oleh benua ataupun kepulauan yang besar.
Ada lima samudra di bumi yaitu:
Samudra meliputi 71% permukaan bumi, dengan area sekitar 361 juta kilometer persegi, isi samudra sekitar 1.370 juta km³, dengan kedalaman rata-rata 3.790 meter. (Perhitungan tersebut tidak termasuk laut yang tak berhubungan dengan samudra, seperti Laut Kaspia).
Bagian yang lebih kecil dari samudra adalah laut, selat, teluk.

[sunting] Pembagian batas samudra

[sunting] Samudra Selatan

Pada beberapa negara dan kebudayaan di dunia Samudra Selatan tidak di kenal sebagai suatu samudra tersendiri, melainkan terbagi atas Samudra Atlantik, Samudra Hindia dan Samudra Pasifik dengan batas selatannya pantai benua Antartika.
Sementara pembagian batas samudra oleh Organisasi Hidrografik Internasional, Samudra Selatan adalah mulai dari pantai benua Antartika sampai batas 60 derajat Lintang Selatan.